Menjadi Manusia
"Permisi, Paket...", Teriak seorang bapak tua kurir salah satu ekspedisi besar di Indonesia.
Hening tak ada jawaban.
"Permisi, Paket...", Teriak pak tua lagi.
-------------------------------------------------------------
Sepuluh menit berlalu, puluhan kali teriakan pak tua keluarkan dari kerongkongannya yang kering karena terik nya matahari siang itu, berkali-kali panggilan telepon pak tua tujukan ke pemilik paket, tak ada jawaban! hanya suara parau operator berkata, "Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, silahkan coba beberapa saat lagi".
-------------------------------------------------------------
Kesal, amarah, umpatan dalam hati tak kuasa pak tua tahan.
Setelah mencari alamat susah payah, bertanya ke belasan orang di sepanjang gang kecil di Ibukota. Setelah sampai, tak ada kabar!
Masih terbayang puluhan paket lainnya yang belum terantar, terbuanglah waktu pak tua setengah jam lamanya.
------------------------------------------------------------
Pak tua pun hendak beranjak, beliau tak lagi sabar menunggu. Tiba-tiba dari dalam rumah terdengar suara kunci terbuka, sesosok manusia pun keluar dari rumah itu.
"Siapa ya?", tanya manusia itu ke pak tua.
"Ini bu saya mau antar paket buat ibu X, ini paketnya. Saya minta tanda terima nya disini ya bu", ujar pak tua seraya memberikan paket kepada manusia itu.
"Oke terimakasih pak", Manusia itu pun masuk, tanpa pernah mau tau pak tua yang sudah setengah jam lebih berdiri di depan pagar rumahnya.
----------------------------------------------------------
Pak tua lalu melanjutkan perjalanan, dari satu tempat ke tempat lainnya, menyusuri gang-gang sempit, dan melewati keamanan super ketat gedung bertingkat ibukota.
Pak tua hanya berharap manusia-manusia itu memahami pekerjaan beliau, membantu mempermudah pekerjaan beliau. Tak banyak harap, hanya sekedar menulis alamat sejelas mungkin termasuk arahan dan patokan, siap sedia dihubungi via telepon ataupun media lainnya, memberikan alamat pengiriman tidak ke kantor yang pengamanannya super rumit, atau hanya sekedar senyum manis dan ucapan terimakasih, serta permintaan maaf saat sudah membiarkan pak tua menunggu. Itu sudah cukup bagi pak tua untuk merasa di anggap sebagai manusia, oleh manusia.
----------------------------------------------------------
Pak tua menghentikan motor bututnya di depan sebuah warteg, lapar di perutnya tak lagi tertahankan, haus di kerongkongannya sudah tidak lagi bisa di tolerir.
"Makan mbak", Kata pak tua...
Akhirnya, sepiring nasi dengan lauk tumis kangkung dan kentang balado, serta segelas es teh tawar sedikit bisa menghibur hari pak tua siang itu. Setelah mencari alamat susah payah, menunggu customer tak kunjung keluar, di tilang pak polisi karena muatan terlalu banyak, di damprat customer karena paket lama tak sampai, dsb.
0 komentar