sejak sekitar tiga minggu lalu gue pergi ninggalin rumah, yap keputusan itu sudah bulat gue ambil karena gue emang sudah sangat muak dengan semua pelakuan di rumah..
klimaksnya adalah malam itu, malam dimana gue di hina.. gue sudah terlalu sabar dan terlalu baik dengan memberikan segala kebutuhan mereka yang justru malah selalu membuat gue kesal dan sakit hati..
gue pergi bukan untuk meninggalkan kewajiban gue sebagai anak untuk membaktikan diri pada kedua orang tua gue..
gue udah mencoba mengajak mereka ikut pergi mencari kehidupan lain yang mungkin lebih damai. tapi, mereka membuat pilihan lain..
dan gue pun memilih jalan ini, bukan untuk meninggalkan kewajiban gue, tapi semata-mata untuk mencari kedamaian..
sakit rasanya ketika apa yang sudah kita berikan dengan tulus iklas, tapi tak mendapatkan apresiasi apapun..
mungkin di kehidupan ini gue bisa lebih bahagia, hidup di sebuah kontrakan kecil di pinggir rel kereta api,
makan dengan lauk seadanya dan sangat khas warteg,
mencuci segalanya dengan tangan sendiri,
belajar berhemat demi mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin,
bercanda, tertawa, bersedih, sakit, senang, dan segalanya akan gue habiskan di tempat ini bersama teman-teman gue dan bersama khayalan gue..
anggap aja sekarang gue bak orang rantau yang jauh dari orangtua..
gue pun bakal membuktikan kemampuan diri gue untuk bertahan hidup sendirian, gue akan lupakan mereka !!
klimaksnya adalah malam itu, malam dimana gue di hina.. gue sudah terlalu sabar dan terlalu baik dengan memberikan segala kebutuhan mereka yang justru malah selalu membuat gue kesal dan sakit hati..
gue pergi bukan untuk meninggalkan kewajiban gue sebagai anak untuk membaktikan diri pada kedua orang tua gue..
gue udah mencoba mengajak mereka ikut pergi mencari kehidupan lain yang mungkin lebih damai. tapi, mereka membuat pilihan lain..
dan gue pun memilih jalan ini, bukan untuk meninggalkan kewajiban gue, tapi semata-mata untuk mencari kedamaian..
sakit rasanya ketika apa yang sudah kita berikan dengan tulus iklas, tapi tak mendapatkan apresiasi apapun..
mungkin di kehidupan ini gue bisa lebih bahagia, hidup di sebuah kontrakan kecil di pinggir rel kereta api,
makan dengan lauk seadanya dan sangat khas warteg,
mencuci segalanya dengan tangan sendiri,
belajar berhemat demi mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin,
bercanda, tertawa, bersedih, sakit, senang, dan segalanya akan gue habiskan di tempat ini bersama teman-teman gue dan bersama khayalan gue..
anggap aja sekarang gue bak orang rantau yang jauh dari orangtua..
gue pun bakal membuktikan kemampuan diri gue untuk bertahan hidup sendirian, gue akan lupakan mereka !!